Saturday 9 April 2016

Bagian-Bagian Poros Penghubung

Poros-poros penghubung kebanyakan tampak serupa. Ada yang lebih panjang daripada lainnya, ada yang lebih pendek, lebih berat atau lebih ringan. Poros-poros penghubung yang digunakan biasanya sesuai dengan ukuran dan penggunaan mesin. Bagaimanapun poros-poros penghubung memerlukan perbaikan atau rekondisi.
Poros-poros penghubung mengalami gaya-gaya tekan dan tarik yang bergantian selama siklus operasi mesin. Jika RPM makin besar maka beban dan gaya-gaya juga akan makin besar, terutama gaya tarik karena tidak adanya beban pada piston ketika piston mencapai TDC dan satu-satunya yang menahan piston supaya tidak memukul kepala silinder adalah poros penghubung dan baut-bautnya. Pada RPM maksimum gaya tarik yang terjadi bisa mencapai beberapa ton.
Jika terdapat torsi yang tinggi gaya tekan pada poros dapat mencapai 2-5 ton (bergantung pada ukuran piston, berbahan bakar bensin atau diesel dan lain-lain).
Poros penghubung juga harus mampu menahan beban-beban konstan tetapi bergantian ini sampai jutaan siklus. Maka poros-poros harus mempunyai resistansi fatigue yang baik. 
 
Bagian-Bagian Poros Penghubung
Gambar : Bagian-Bagian Poros Penghubung

 
Material yang Digunakan
Material ini dianggap sebagai satu-satunya bahan yang tidak menimbulkan masalah, dalam kondisi normal tidak diperlukan penggantian, poros penghubung tipe xxxxx. (NASKAH ASLI KURANG JELAS PENGETIKANNYA) Digunakan pada semua mesin dari pemotong rumput, mesin Go Kart 20.000 RPM, mesin Nascar 700 hp, mesin Speed Boat 10.000 RPM, mesin diesel heavy duty dengan torsi 2000 ft lbs serta mesin-mesin lain.
Mengapa perlu mengganti dari baja tempa? Untuk penghematan biaya. Baja tuang (cast iron) biasa tidak mempunyai kekuatan tarik yang nyata tetapi besi SG (spheroidal graphite) memiliki kekuatan tekan yang memenuhi untuk dipergunakan pada mesin bensin medium duty, mesin-mesin seperti American Buick V8 dan Holden V6 Camira atau Cam Tech4 dan beberapa motor Amerika V8. Ini hanya sedikit contoh, sangat banyak mesin lainnya yang menggunakannya dan bisa diidentifikasi dengan mudah dari finishing yang kasar.

Karena bobotnya yang ringan, poros-poros dari bahan ini sering digunakan untuk mesin-mesin yang memerlukan letupan short sharp. Misalnya untuk Drag Race, lomba balap dan speed boat race.
Kekurangan poros dari logam campuran adalah resistansi fatiguenya tidaklah sebagus sebagaimana baja. Artinya poros aluminium campuran harus “dihidupkan”. Hal tersebut berarti poros-poros tersebut harus dibuang atau diganti setelah jangka waktu pemakaian dalam jumlah jam tertentu. Hal ini tidak selalu dilaksanakan karena mutu aluminium campuran yang tidak lagi menimbulkan kegagalan kerja mesin.
Poros dari logam tuang campuran juga digunakan untuk mesin-mesin pemotong rumput (misalnya Briggs dan Strattons). Karena terbuat dari logam tuang maka poros ini merupakan komponen low duty. Panaskan salah satu governor mesin maka poros akan patah.

Rekondisi Poros Penghubung
Bagian poros yang mana yang memerlukan perbaikan atau rekondisi?
Ujung kecil
Dimulai dari small end. Jika poros termasuk tipe pen mengambang penuh/full floating pin maka pada poros terdapat bos small end. Dengan anggapan mesin direkondisi maka akan digunakan pen piston yang baru. Bos poros penghubung yang lama tentu sudah aus. Jika bos-bos yang lama tidak diganti maka bisa mengakibatkan kebisingan pada pen piston ketika mesin dalam kondisi idle.
Tunnel pada poros penghubung berada pada tempat dipasangnya kelongsong bantalan. Kelongsong bantalan diletakkan pada tempatnya yang dapat mencegahnya berputar. (Tang hanya untuk menempatkan bantalan.)
Selama beroperasi poros penghubung selalu bergerak terus menerus, sehingga kelongsong bantalan bisa menjauh dari interferensi atau tunnel membesar sehingga bantalan menjadi renggang terhadap rumahnya.

Baut
Jika diperkirakan mesin selalu bekerja dengan kecepatan tinggi maka disarankan untuk mengganti baut-baut ujung besar atau setidak-tidaknya memeriksanya apakah mengalami retak.
Apabila poros penghubung termasuk tipe pen interferensi, periksalah interferensi pin pada mata poros. Besarnya interferensi antara 0,0015” sampai 0,002”. Jika poros penghubung bertipe full floating yang memiliki bos, bos harus dibuang dan diganti dengan yang baru.
Dengan menggunakan sebuah alat pendorong yang ukurannya sesuai, bos dilepaskan dari bagian dalamnya. Diameter luar alat pendorong harus lebih kecil sekitar 0,01” sampai 0,02” daripada mata poros penghubung. Jika menggunakan alat pendorong yang lebih besar daripada mata poros maka lubang bisa tertembus dan membesar sehingga bos yang baru menjadi longgar dalam small end. Setelah melepas bos, gunakan selembar kertas amplas untuk membersihkan bagian-bagian runcing atau sisi yang tajam di sekitar small end. Ini akan mencegah pengikisan logam dari luar bos yang akan merusak interferensi yang menahan bos pada tempatnya. Interferensi ini biasanya sekitar 0,004” sampai 0,006”. Setelah menekan bos pada poros penghubung buatlah lubang-lubang minyak yang diperlukan. Sekarang bos perlu dipasang dengan pen atau dikikir agar sesuai dengan pen.
 
Perbaikan Tunnel Ujung Besar
Setelah dilaksanakan pembersihan bagian-bagiannya, perakitan kembali serta pengencangan baut-bautnya, big end harus diperiksa ukurannya. Seringkali lebih mudah jika menepatkan ukuran poros tanpa membuang waktu memeriksa tunnel (tergantung kebijaksanaan perusahaan).
Berikut ini adalah prosedur yang harus dilaksanakan dalam proses menyesuaikan tunnel poros penghubung agar sesuai dengan spesifikasi pabrik. Poros dibongkar dan baut-baut dilepaskan, permukaan bagian-bagian poros dibersihkan, baut dipasang kembali. Kemudian permukaan bagian-bagian tutup poros penghubung dibongkar, ukuran tunnel diperkecil sekitar 0,002”. Poros dipasang kembali, baut-baut dikencangkan. Sekarang siap dilakukan penepatan kembali ukuran.
Proses ini merupakan prosedur pengikiran, tunnel dikikir hingga ukurannya sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada manual atau katalog bantalan. Semua poros penghubung dalam satu susunan harus dikikir hingga memiliki ukuran yang sama. Ikatlah poros-poros dengan kawat menjadi satu.

Setelah menepatkan ukuran poros-poros penghubung dan memasang pen maka harus dilakukan pemeriksaan kelurusan/alinemen garis pusat masing-masing. Hal ini bisa dilakukan sebelum perakitan atau setelahnya dengan menggunakan fitting khusus pada jig alinemen. Jika poros-poros penghubung dan piston-piston tidak diluruskan dengan baik maka akan terjadi keausan yang terlalu cepat. Kebisingan/noise dan usia ring yang pendek hanyalah dua di antara akibat-akibat yang bisa terjadi.

No comments:

Post a Comment