Saturday 9 April 2016

Prosedur Kerja Rekondisi Piston

Pada mesin-mesin yang direkondisi seringkali terdapat bagian-bagian dan komponen-komponen pengganti yang diperlukan tetapi tidak dapat diperbaiki atau tidak diperoleh penggantinya.
Tetapi jika dilaksanakan overhaul ringan piston dapat digunakan kembali. Hal ini tergantung pada kondisi piston.
Sebagaimana telah dibahas, pengetahuan mengenai desain dan fungsi piston merupakan bagian penting dalam rekondisi piston dan poros penghubung/tangkai piston. 
 
Prosedur Kerja Rekondisi Piston
Gambar : Piston Light Duty

Dalam menilai kelayakan pakai piston, perlu dilakukan pemeriksaan pada sejumlah area yang bisa meliputi :
  • mahkota piston
  • land piston
  • alur ring
  • kondisi skirt
  • retakan (skirt, land, mahkota)
  • goresan (skit, land)
  • apakah skirt terjepit
  • lubang pen
Jika terdapat kerusakan atau keausan yang berat tentu saja piston tidak bisa dipergunakan kembali.
Rekondisi piston merupakan pekerjaan yang sering dilakukan pada tugas-tugas rekondisi, rekondisi piston meliputi :
  • pemuaian piston
  • penyesuaian ukuran/oversize pen piston
  • pembubutan alur ring
  • pembububtan mahkota piston
Jika dalam pemeriksaan piston ditemukan adanya keausan pada skirt atau skirt “collapsed” (akibat mengalami panas berlebihan), ukuran skirt piston dikembalikan seperti semula dengan proses yang memerlukan peening di sekitar area boss dan skirt piston. Selama dilaksanakan proses tersebut piston diukur terus menerus untuk memonitor pemuaian yang terjadi. Metode lain untuk memuaikan piston dilakukan dengan cara knurling skirt piston pada lokasi pendorongan. Metode ini menggunakan tekanan alat knurling untuk mengontrol pemuaian.
Jika pen piston diukur dan ternyata keausan yang dialaminya terlalu besar dan/atau keausan pada piston dan/atau ujung kecil (bos pen piston) terlalu berat, maka dilakukan oversize pen. Untuk melaksanakannya diperlukan pelubangan dan pengikiran lubang pen agar sesuai dengan pen oversize yang ada.
Selama proses pemeriksaan bisa terlihat tanda-tanda goresan pada lokasi land atas. Ini disebabkan land atas mengembang dan bergesekan dengan dinding silinder atas. Pemanjangan land atas tersebut diakibatkan panas yang tidak normal, sehingga terjadi pemuaian. Land ring tersebut bisa dibubut, dikikis sedikit untuk membersihkan goresan (pemanjangan land ring).
Adanya kondisi yang kotor, panas berlebihan, serta pelumasan yang kurang, mengakibatkan terjadinya keausan pada alur ring atas. Jika keausannya terlalu besar bisa digunakan pengganjal cincin. Keausan yang terjadi dapat diperiksa dengan menyelipkan selembar feeler strip 0,10 mm di samping cincin yang baru pada alur atas, jika feeler strip longgar berarti keausannya terlalu besar.

Catatan :
Praktek ini akan dilakukan pada modul yang akan datang.
Ketika melaksanakan proses pemeriksaan piston bisa diidentifikasi keausan pada area mahkota piston. Keausan tersebut bisa disebabkan katup menyentuh puncak piston.
Untuk itu bisa dilakukan pembubutan piston dan dikikis untuk memperbaiki kondisinya.

Sebagaimana telah dibahas bisa terjadi keausan pada alur cincin piston, terutama alur sebelah atas. Jika telah dilakukan penilaian pada piston dan diputuskan untuk menggunakannya kembali, maka bisa digunakan pengganjal cincin atas jika keausannya terlalu besar.
Pengganjal tersebut selalu dipasang di sebelah atas cincin agar cincin tidak bergerak terlalu ke atas bagian silinder dan menyentuh sisa-sisa pembubutan.
Dahulu untuk memasang pengganjal cincin atas ini digunakan metode yang menggunakan perkakas tangan atau peralatan yang mudah dibawa untuk membuat alur. Akan tetapi pembuatan alur cincin sekarang ini kebanyakan dilakukan dengan menggunakan mesin bubut dan perkakas-perkakas yang memadai.
Agar prosedur yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi piston ini menghasilkan celah yang tepat diperlukan latihan.
Jika digunakan cincin oversize pada alur piston maka harus dilakukan pemeriksaan mengenai dalamnya cincin. Cincin harus berada di bawah permukaan alur. Pemeriksaan ini bisa dilakukan menggunakan penggaris yang lurus.
Celah samping juga harus diperhatikan. Untuk memeriksanya bisa digunakan selembar feeler strip 0,05 mm. Toleransi keausan celah cincin besarnya 0,05 – 0,10 mm. 

Dalam melasanakan pembubutan mahkota piston perlu dilakukan pengukuran yang akurat supaya tepat banyaknya logam yang dihilangkan.
Untuk melakukan prosedur pengukuran yang akurat tersebut diperlukan sebuah mikrometer bola. Walaupun sering juga digunakan mikrometer standar, karena pengukuran mahkota piston dilakukan sebelum dan sesudah pembubutan.

No comments:

Post a Comment